Wednesday, October 5, 2016

pemeliharaan ayam kampung selama masa bertelur

memasuki umur 5 bulan (masa bertelur) pemberian pakan harus ditingkatkan lagi karena pada fase ini ayam memerlukan pakan lebih banyak. pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari. pakan diberikan dalam bentuk bubur yang merupakan adonan dari pakan layer, dedak dan air. untuk merangsang ayam bertelur, perbandingan pakan layernya ditingkatkan menjadi 1:1 (satu bagian pakan layer dan satu bagian pakan dedak). dalam fase ini seekor ayam memerlukan sekitar 90-100 gr/hari. selain jenis pakan tersebut, perlu juga diberikan pakan hijauan sekitar 20%, yaitu 18-20 gr/ekor dalam sehari.
pemilihan jenis dedak perlu mendapat perhatian yang serius. sebab kesalahan dalam memilih dedak akan menurunkan produksi telur. jenis dedak yang diberikan adalah jenis dedak dikepal kuat-kuat dengan tangan. jika dedak halus, biasanya mengecil dan menggumpal padat. sebaliknya dedak kasar akan mengembang, tidak menggumpal padat, bahkan dapat menjadi hancur kembali. dedak halus dalam bahasa jawa dan sunda disebut bekatul.
jenis pakan layer yang digunakan adalah pakan layer untuk ayam petelur, bukan pakan layer untuk pedaging. kesalahan dalam memilih pakan layer pun akan menurunkan produksi telur. bahkan kadang-kadang ayam tidak mau bertelur karena cenderung menjadi pedaging.
untuk memudahkan penyediaan pakan, terutama dalam penentuan jumlahnya bisa digunakan takaran.penimbangan cukup dilakukan sekali saja, selanjutnya hasil penimbangan tersebut digunakan sebagai pedoman takaran, misalnya dengan menggunakan ember plastik. dengan demikian tidak perlu bersusah payah melakukan penimbangan setiap kali memberi pakan.
selain masalah pakan, yang juga perlu diperhatikan adalah menghilangkan kebiasaan ayam untuk mengeram. dalam keadaan normal induk ayam kampung akan menghabiskan waktu untuk mengeram sekitar 3 minggu (21 hari). hal ini kurang efektif untuk usaha ayam petelur. setelah bertelur 15-21 butir, ayam kampung biasanya merperlihatkan tanda-tanda akan mengeram. pada sarang bertelur tradisional gejalanya tampak jelas. sepanjang siang dan malam ayam duduk terus dalam posisi mengeram pada sarang telurnya. pada kandang baterai, gejala ini tidak terlihat jelas sebab telurnya tidak ada lagi dalam kandang. namun masih ada tanda-tanda lainnya yang bisa diamati. biasanya bulu badan rontok sehingga kulitnya botak. ayam tampak gelisah yang ditandai dengan seringnya berkokok. fase mengeram ini sering kali disertai penurunan berat badan, jengger dan cupingnya kisut serta pucat. selain itu kotorannya agak encer. jika merasa terusik, bulu lehernya menjadi tegak dengan posisi akan mematuk lawannya.
cara menghilangkan naluri mengeram pada ayam dapat dilakukan secara sederhana, yaitu memandikan ayam secara rutin pada pagi dan sore hari pukul 5 sore. cara ini dilakukan agar badan ayam yang meningkat selama masa mengeram dapat menurun sehingga mengeramnya dapat dihilangkan atau dipersingkat.
cara tersebut mudah untuk dilakukan, mula-mula sediakan air bersih dalam ember, kemudian ayam dikeluarkan dari kandang baterai sambil dielus-elus kepala dan badannya agar tidak berontak. ayam dimandikan dengan cara dibasahi seluruh tubuhnya menggunakan air. setelah seluruh tubuhnya basah ayam dikurung dan dijemur panas sinar matahatri agar bulunya kering. untuk merangsang gairah bertelur, sebaiknya ayam didekatkan dengan ayam pejantan. misalnya melepas ayam tersebut pada kandang ram bersama ayam jantan.
lima hari setelahnya, biasanya ayam sudah memperlihatkan gejala berkahirnya masa mengeram. hal ini ditandai dengan ayam yang tampak tenang, tidak gelisah, dan tidak galak lagi. setelah masa tersebut, ayam dikandangkan lagi. dengan pemberian pakan yang baik, seminggu kemudian biasanya ayam sudah dapat bertelur kembali.

No comments:

Post a Comment